Senin, 09 Juli 2012

Gairah Binal

Pagi itu aku sengaja berjalan menelusuri sepanjang lorong gang di daerah Jl kepatihan. Pikiran ku melayang tidak keruan membayangkan hal-hal yang sebenarnya sudah tidak layak aku pikirkan.Saat pandanganku kearah samping tepatnya depan sebuah toko supenir.Tampak seorang wanita usia sekitar 35 tahun .Yang bikin jantungku berdebar kencang ,wanita itu memiliki tubuh yang benar-benar membangkitkan birahi.wajahnya selalu tersenyum genit, rambutnya dicat sedikit pirang, namun yang paling tidak tahan bentuk payu daranya yang montok besar menyembul dibalik tshirtnya yang ketat.Pinggulnya bulat membusung kelihatan menyembul dari balam rok mininya.Kulitnya berwarna putih kontras dengan warna bajunya yang berwarna merah cerah.
Aku tidak bisa berkedip terus memplototi tubuh wanita itu.Tenggorokan terasa kering , kemaluanku berontak meminta pelampiasan.
Sampai wanita itu datang menghampiriku dengan wajah sedikikt tidak senang
"Ada apa mas kok menatapku terus?,tegur wanita itu saat sadar dirinya kupandangi.
Aku kaget bercampur malu,untuk beberapa saar tidak mampu berkata-kata hanya bengong mirip orang bego.
"Kok diam , ada apa memandang ku?",ulang wanita itu sedikit kesal karena tidak mendapat jawaban darikku.
"Oh Maaf Neng saya...ter...",aku tidak mampu melanjutkan ucapan ku karena tidak berani takut membuat wanita itu marah.
"Ter ..apa..awas ya jangan sampai aku marah!.
"Maksud ku terpesona melihat keindahan tubuh mu".akhirnya aku nekat mengucapkan kata-kata itu dengan resiko didamprat orang.
Diluar dugaan wanita itu tidak marah bahkan dia tersenyum manis , lalu berkata dengan suara lembut dan kerlingan mata menggoda."Hm..boong..".
Ah ternyata bukan saja tubuhnya yang seksi tetapi sepasang mata itu sungguh indah dan memiliki daya tarik yang barang siapa yang memandangnya akan terpesona.Sepasang mata itu bentuknya bulat sedikit sipit , dihiasi bulu mata yang tebal dan letik,Wow ingin rasanya aku cium mata itu.
"Hey malah bengong!",kata perempuan itu mengagetkan aku.
"Maaf ...aku..",kata ku gugup.
"Huh dasar mata yang kurang kerjaan".katanya diselingi sedikit senyum menggoda.
"Kenapa sih kamu kaya orang linglung?",tanya perempuan itu lagi.
Aku menarik nafas panjang untuk menentramkan hati yang kian bergelora tidak karuan, lalu berkata dengan suara sedikit parau."Neng...terus terang saya serasa lemas sekali saat memandang mu".
"Huuh gombal!"
"Benar ..saya tidak bohong....saat saya memandang dirimu seolah-olah seluru darah ku terpompa dan hasrat kelaki-lakian ku menggila...sungguh ".
"Hm  aku tidak percaya..."jawab perempuan itu sambil mencibirkan bibirnya yang mirip bintang holiwood Anggelina jolie yang terkenal sexy.
Haduh tuh bibir ingin rasanya mengulumnya dan menghisapnya, kata ku dalam hati.
"Bengong lagi,lihat apa sih?"
"Bibir mu  ow sexy mirip Angelina Jolie ".kata ku sepontan
"Udah deh aku tidak tahan rayuan gombal mu....sebenarnya mau apa?,"kata perempuan itu sambil menatapku dengan tajam.
"Bo..boleh kah aku mengenal mu?",kata ku sedikit ragu ragu.
"Kalau udah kenal mau apa? mau tidur dengan aku?",tanya perempuan itu dengan berani.
"Saya tidak memiliki nasib sebaik itu untuk bisa tidur dengan mu, tapi kalau kau sudi....",jawab ku diplomatis
"Aku Lena...kamu siapa?",kata perempuan itu yang mengaku bernama Lena.
"Kusno ",jawab ku pendek.
"Aku panggil mas saja ya boleh nggak",kata Lena sambil tersenyum ramah.
"Boleh dan saya panggil nama mu Lena aja ya?".
Lena mengangguk lallu menarik tangan ku diajak jalan karena ada beberapa pasang mata yang memperhatikan kearah mereka.
"Kita ngobrol sambil jalan",katanya.
Betapa hangat dan lembut jemari tangan Lena saat memegang tangan ku ,darah semakin memenuhi ubun-ubun kepala ku.Kalau saja sedang ditempat sepi sudah kunikmati seluruh bagian tubuh perempuan itu.Oh sungguh pikiran gila demikian pikirku dalam hati.
"Ih tangan mu panas sekali? Lagi nafsu ya?",tanya Lena sambil tertawa genit.
"Enggak jawab ku ",tersipu
"Tuh wajah mu merah...."
"Seandainya ia pun percuma lah..."kata ku 
"Kenapa percuma kan ada aku",kata Lena sambil menatap dengan pandangan sayu menggoda.
"Ah jangan bercanda Len,Mas tak berharap banyak".
"Mas tidak  percaya,,,,yuk kerumahku",katanya dengan nada pelan .
"I,,ini benar Len ?",tanya ku kurang percaya.
Lena mengangguk sambil menunduk dia menarik tangan ku diajaknya berjalan menuju alun-alun Bandung.
"Mau kemana ?",tanyaku sambil mengikuti tarikan tangannya.
"Ambil mobil ku diparkiran basement alun-alun",kata nya sambil terus menarik ku setengah berlari.
Tidak lama kemudian sampai lah di tempat parkir kendaraan yang pada saat itu tidak terlalu padat.Lena mendekati mobil sedan warna silper keluaran terbaru.Lalu mengeluarkan kunci dari tas tangannya dan membukakan pintu bagian depan.
"Ayo masuk!',katanya sambil membukakan pintu mobil di sebelah kiri nya.
Tampa pikir panjang aku masuk kedalam mobil itu.Uh wangi benar didalamnya dan kursinya sungguh empuk dan nyaman.
Lena duduk dibelakang kemudi  otomatis roknya yang memang pendek ketarik keatas membuat sebagian pahanya yang montok kelihatan.
Jantungku kembali berdetak dengan kencangnya kalau ditempat umum ada rasa malu untuk menatap terang-terangan tetapi sekarang mereka berdua di dalam mobil duduk bersebelahan cuma terhalang sekat kursi. Lena tidak memperdulikan mataku yang liar melahap pahanya dia menyalakan mobil dan tidak lama kemudian sudah meluncur keluar dari parkiran bergabung dengan keramaian dan macetnya jalan raya.
Tangan ku sudah gatal ingin mengelus paha montok dan mulus yang semakin nyata seiring pergerakan kaki menginjak pedal gas dan kopling.Tenggorokan serasa kering sehingga berulang-ulang menelan ludah.
"Mas tolong betulkan sabuk pengaman , aku lagi nanggung ".
"Ba ..baik ..Yang ini ?".
"Ya tarik melewati bagian depan badan ku",
Tangan ku gemetaran saat tidak sengaja harus menyentuh buah dada yang montok saat sabuk pengaman itu kulilitkan.
"terus kebawah dong mas jangan terlalu atas"
Aku menurunkan sabuk itu sehingga telapa dibelahan dada dan menjulur  kepinggang.Entah sengaja atau insting kelaki-lakian ku yang nakal, tangan kananku mengusap paha montok yang sangat menggoda.Terasa hangat dan lembut saat kuusap.
"Ih mas nakal ."kata Lena sambil tertawa genit.
"Kamu gan marah Len?".
"Lakukan saja lah sesuka mu...".
Mendengar perkataan itu aku bagaikan tanggul air yang pecah, gelora yang terpendam seakan berhamburan keluar.Dengan penuh nafsu aku mengusap dan membelai paha mulus itu, sesekali jemariku masuk di antara selangkangan.
Lena mendesah - desah menikmati belaian tangan ku sesekali tangan kirinya meremas kemaluanku yang sudah tegak berair.Semakin diremas semakin tegang bagaikan tombak suku pedalaman.
"Aduh mas aku udah gak nahan..."desis Lena
Aku menundukkan kepala menjilat dan mengecup paha mulus itu sedang tangan kanan ku merayap menggapai sepasang gunung kembar yang bulat dan besar.Mulai aku meremas dan mempermainkan puntingnya.
Benar apa yang kubayangkan semula buah dada Lena sungguh keras dan kenyal ditambah puntingnya yang menonjol sebesar ujung jariku.

1 komentar: